Selasa, 11 Desember 2012

Manchester City Wallpaper



manchester_city_champions_2012

champions_2'12





manchester-city-1.jpg

manchester-city-logo-wallpaper
manchester-city.logo-2012

manchester-city-wallpaper

manchester-city-wallpaper-logo

logo-manchester



aguero 2013

edin_dzeko

carlos-tevez-mancity

david-silva-wallpaper

Mario-balotelli-why-always-me



adam-johnson-mcfc

aleksandar_kolarov_man_city

mancity_richards














Kabupaten Bulukumba

Kabupaten Bulukumba adalah salah satu Daerah Tingkat II di provinsi Sulawesi SelatanIndonesiaIbu kota kabupaten ini terletak di Kota Bulukumba. Kabupaten ini memiliki luas wilayah 1.154,67 km² dan berpenduduk sebanyak 394.757 jiwa (berdasarkan sensus penduduk 2010). Kabupaten Bulukumba mempunyai 10 kecamatan, 24 kelurahan, serta 123 desa


Letak wilayah

Secara kewilayahan, Kabupaten Bulukumba berada pada kondisi empat dimensi, yakni dataran tinggi pada kaki GunungBawakaraeng – Lompobattang, dataran rendah, pantai dan laut lepas.
Kabupaten Bulukumba terletak di ujung bagian selatan ibu kota Propinsi Sulawesi Selatan, terkenal dengan industri perahu phinisi yang banyak memberikan nilai tambah ekonomi bagi masyarakat dan Pemerintah Daerah. Luas wilayah Kabupaten Bulukumba 1.154,67 Km2 dengan jarak tempuh dari Kota Makassar sekitar 153 Km.

[sunting]Letak geografis

Secara geografis Kabupaten Bulukumba terletak pada koordinat antara 5°20” sampai 5°40” Lintang Selatan dan 119°50” sampai 120°28” Bujur Timur.
Batas-batas wilayahnya adalah:

[sunting]Sejarah singkat

Mitologi penamaan "Bulukumba", konon bersumber dari dua kata dalam bahasa Bugis yaitu "Bulu’ku" dan "Mupa" yang dalam bahasa Indonesia berarti "masih gunung milik saya atau tetap gunung milik saya".
Mitos ini pertama kali muncul pada abad ke–17 Masehi ketika terjadi perang saudara antara dua kerajaan besar di Sulawesi yaitu Kerajaan Gowa dan Kerajaan Bone. Di pesisir pantai yang bernama "Tana Kongkong", di situlah utusan Raja Gowa dan Raja Bone bertemu, mereka berunding secara damai dan menetapkan batas wilayah pengaruh kerajaan masing-masing.
Bangkeng Buki' (secara harfiah berarti kaki bukit) yang merupakan barisan lereng bukit dari Gunung Lompobattang diklaim oleh pihak Kerajaan Gowa sebagai batas wilayah kekuasaannya mulai dari Kindang sampai ke wilayah bagian timur. Namun pihak Kerajaan Bone berkeras memertahankan Bangkeng Buki' sebagai wilayah kekuasaannya mulai dari barat sampai ke selatan.
Berawal dari peristiwa tersebut kemudian tercetuslah kalimat dalam bahasa Bugis "Bulu'kumupa" yang kemudian pada tingkatan dialek tertentu mengalami perubahan proses bunyi menjadi "Bulukumba".
Konon sejak itulah nama Bulukumba mulai ada dan hingga saat ini resmi menjadi sebuah kabupaten.
Peresmian Bulukumba menjadi sebuah nama kabupaten dimulai dari terbitnya Undang–Undang Nomor 29 Tahun 1959, tentang Pembentukan Daerah–daerah Tingkat II di Sulawesi yang ditindaklanjuti dengan Peraturan Daerah Kabupaten Bulukumba Nomor 5 Tahun 1978, tentang Lambang Daerah.
Akhirnya setelah dilakukan seminar sehari pada tanggal 28 Maret 1994 dengan narasumber Prof. Dr. H. Ahmad Mattulada (ahli sejarah dan budaya), maka ditetapkanlah hari jadi Kabupaten Bulukumba, yaitu tanggal 4 Februari 1960 melalui Peraturan Daerah Nomor 13 Tahun 1994.
Secara yuridis formal Kabupaten Bulukumba resmi menjadi daerah tingkat II setelah ditetapkan Lambang Daerah Kabupaten Bulukumba oleh DPRD Kabupaten Bulukumba pada tanggal 4 Februari 1960 dan selanjutnya dilakukan pelantikan bupati pertama, yaitu Andi Patarai pada tanggal 12 Februari 1960.

[sunting]Slogan Kabupaten Bulukumba

Paradigma kesejarahan, kebudayaan dan keagamaan memberikan nuansa moralitas dalam sistem pemerintahan yang pada tatanan tertentu menjadi etika bagi struktur kehidupan masyarakat melalui satu prinsip "Mali’ siparappe, Tallang sipahua."
Ungkapan yang mencerminkan perpaduan dari dua dialek bahasa Bugis – Makassar tersebut merupakan gambaran sikap batin masyarakat Bulukumba untuk mengemban amanat persatuan di dalam mewujudkan keselamatan bersama demi terciptanya tujuan pembangunan lahir dan batin, material dan spiritual, dunia dan akhirat.
Nuansa moralitas ini pula yang mendasari lahirnya slogan pembangunan "Bulukumba Berlayar" yang mulai disosialisasikan pada bulan September 1994 dan disepakati penggunaannya pada tahun 1996. Konsepsi "Berlayar" sebagai moral pembangunan lahir batin mengandung filosofi yang cukup dalam serta memiliki kaitan kesejarahan, kebudayaan dan keagamaan dengan masyarakat Bulukumba.
"Berlayar", merupakan sebuah akronim dari kalimat kausalitas yang berbunyi "Bersih Lingkungan, Alam Yang Ramah". Filosofi yang terkandung dalam slogan tersebut dilihat dari tiga sisi pijakan, yaitu sejarah, kebudayaan dan keagamaan.

[sunting]Pijakan sejarah

Bulukumba lahir dari suatu proses perjuangan panjang yang mengorbankan harta, darah dan nyawa. Perlawanan rakyat Bulukumba terhadap kolonial Belanda dan Jepangmenjelang Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia Tahun 1945 diawali dengan terbentuknya "barisan merah putih" dan "laskar brigade pemberontakan Bulukumba angkatan rakyat". Organisasi yang terkenal dalam sejarah perjuangan ini, melahirkan pejuang yang berani mati menerjang gelombang dan badai untuk merebut cita–cita kemerdekaan sebagai wujud tuntutan hak asasi manusia dalam hidup berbangsa dan bernegara.

[sunting]Pijakan kebudayaan

Dari sisi budaya, Bulukumba telah tampil menjadi sebuah "legenda modern" dalam kancah percaturan kebudayaan nasional, melalui industri budaya dalam bentuk perahu, baik itu perahu jenis phinisi, padewakkang, lambo, pajala, maupun jenis lepa–lepa yang telah berhasil mencuatkan nama Bulukumba di dunia internasional. Kata layar memiliki pemahaman terhadap adanya subjek yang bernama perahu sebagai suatu refleksi kreativitas masyarakat Bulukumba.

[sunting]Pijakan Keagamaan

Masyarakat Bulukumba telah bersentuhan dengan ajaran agama Islam sejak awal abad ke–17 Masehi yang diperkirakan tahun 1605 M. Ajaran agama Islam ini dibawa oleh tiga ulama besar (waliyullah) dari Pulau Sumatera yang masing–masing bergelar Dato Tiro (Bulukumba), Dato Ribandang (Makassar) dan Dato Patimang (Luwu). Ajaran agama Islam yang berintikan tasawwuf ini menumbuhkan kesadaran religius bagi penganutnya dan menggerakkan sikap keyakinan mereka untuk berlaku zuhud, suci lahir batin, selamat dunia dan akhirat dalam kerangka tauhid "appasewang" (meng-Esa-kan Allah SWT).

[sunting]Lambang daerah Kabupaten Bulukumba

Berdasarkan Peraturan Daerah (PERDA) Kabupaten Bulukumba Nomor: 13 Tahun 1987, maka ditetapkanlah Lambang Daerah Kabupaten Bulukumba dengan makna sebagai berikut:
1. Perisai Persegi Lima
Melambangkan sikap batin masyarakat Bulukumba yang teguh memertahankan Pancasila sebagai dasar negara Republik Indonesia.
2. Padi dan Jagung
Melambangkan mata pencaharian utama dan merupakan makanan pokok masyarakat Bulukumba. Bulir padi sejumlah 17 bulir melambangkan tanggal 17 sebagai tanggal kemerdekaan RI. Daun jagung sejumlah 8 menandakan bulan Agustus sebagai bulan kemerdekaan RI. Kelopak buah jagung berjumlah 4 dan bunga buah jagung berjumlah 5 menandakan tahun 1945 sebagai tahun kemerdekaan RI.
3. Perahu Phinisi
Sebagai salah satu mahakarya ciri khas masyarakat Bulukumba, yang dikenal sebagai "Butta Panrita Lopi" atau daerah bermukimnya orang yang ahli dalam membuat perahu.
4. Layar perahu phinisi berjumlah 7 buah.
Melambangkan jumlah kecamatan yang ada di Kabupaten Bulukumba, tetapi sekarang sudah dimekarkan dari tujuh menjadi 10 kecamatan.
5. Tulisan aksara lontara di sisi perahu "Mali Siparappe, Tallang Sipahua".
Mencerminkan perpaduan dari dua dialek Bugis-Makassar yang melambangkan persatuan dan kesatuan dua suku besar yang ada di Kabupaten Bulukumba.
6. Dasar Biru
Mencerminkan bahwa Kabupaten Bulukumba merupakan daerah maritim.

[sunting]10 Kecamatan

Awal terbentuknya, Kabupaten Bulukumba hanya terdiri atas tujuh kecamatan (Ujungbulu, Gangking, Bulukumpa, Bontobahari, Bontotiro, Kajang, Herlang), tetapi beberapa kecamatan kemudian dimekarkan dan kini “butta panrita lopi” sudah terdiri atas 10 kecamatan.
Ke-10 kecamatan tersebut adalah:
1. Kecamatan Ujungbulu (Ibukota Kabupaten)
2. Kecamatan Gantarang
3. Kecamatan Kindang
4. Kecamatan Rilau Ale
5. Kecamatan Bulukumpa
6. Kecamatan Ujungloe
7. Kecamatan Bontobahari
8. Kecamatan Bontotiro
9. Kecamatan Kajang
10. Kecamatan Herlang
Dari 10 kecamatan tersebut, tujuh di antaranya merupakan daerah pesisir sebagai sentra pengembangan pariwisata dan perikanan yaitu Kecamatan Gantarang, Kecamatan Ujungbulu, Kecamatan Ujung Loe, Kecamatan Bontobahari, Kecamatan Bontotiro, Kecamatan Kajang dan Kecamatan Herlang.
Tiga kecamatan lainnya tergolong sentra pengembangan pertanian dan perkebunan, yaitu Kecamatan Kindang, Kecamatan Rilau Ale dan Kecamatan Bulukumpa.

[sunting]Daftar Bupati/wakil Bupati Bulukumba

1. Andi Patarai (12 Februari 1960 - 1966)
2. Andi Bakri Tandaramang (1966-1978)
3. Amien Situru (1978, Pjs)
4. HA Hasanuddin (1978-1980)
5. Malik Hambali (1980-1985)
6. HA Kube Dauda (1985-1990)
7. Andi Tamrin (1990-1995)
8. HA Patabai Pabokori (1995-2005)
9. AM Sukri Sappewali-H. Padasi (2005-2010)
10. Azikin Solthan (2010, Plt)
11. Zainuddin Hasan-Syamsuddin (2010-2015)

[sunting]Topografi

Daerah dataran rendah dengan ketinggian antara 0 s/d 25 meter di atas permukaan laut meliputi tujuh kecamatan pesisir, yaitu: Kecamatan Gantarang, Kecamatan Ujungbulu, Kecamatan Ujung Loe, Kecamatan Bontobahari, Kecamatan Bontotiro, Kecamatan Kajang dan Kecamatan Herlang.

[sunting]Morfologi bergelombang

Daerah bergelombang dengan ketinggian antara 25 s/d 100 meter dari permukaan laut, meliputi bagian dari Kecamatan Gantarang, Kecamatan Kindang, Kecamatan Bontobahari, Kecamatan Bontotiro, Kecamatan Kajang, Kecamatan Herlang, Kecamatan Bulukumpa dan Kecamatan Rilau Ale.

[sunting]Morfologi perbukitan

Daerah perbukitan di Kabupaten Bulukumba terbentang mulai dari Barat ke utara dengan ketinggian 100 s/d di atas 500 meter dari permukaan laut meliputi bagian dari Kecamatan Kindang, Kecamatan Bulukumpa dan Kecamatan Rilau Ale.

[sunting]Ketinggian

Wilayah Kabupaten Bulukumba lebih didominasi dengan keadaan topografi dataran rendah sampai bergelombang. Luas dataran rendah sampai bergelombang dan dataran tinggi hampir berimbang, yaitu jika dataran rendah sampai bergelombang mencapai sekitar 50,28% maka dataran tinggi mencapai 49,72%.

[sunting]Klimatologi

Kabupaten Bulukumba mempunyai suhu rata-rata berkisar antara 23,82 °C – 27,68 °C. Suhu pada kisaran ini sangat cocok untuk pertanian tanaman pangan dan tanaman perkebunan. Berdasarkan analisis Smith – Ferguson (tipe iklim diukur menurut bulan basah dan bulan kering) maka klasifikasi iklim di Kabupaten Bulukumba termasuk iklim lembap atau agak basah.
Kabupaten Bulukumba berada di sektor timur, musim gadu antara Oktober – Maret dan musim rendengan antara April – September. Terdapat 8 buah stasiun penakar hujan yang tersebar di beberapa kecamatan, yakni: stasiun Bettu, stasiun Bontonyeleng, stasiun Kajang, stasiun Batukaropa, stasiun Tanah Kongkong, stasiun Bontobahari, stasiun Bulo–bulo dan stasiun Herlang.
Daerah dengan curah hujan tertinggi terdapat pada wilayah barat laut dan timur sedangkan pada daerah tengah memiliki curah hujan sedang sedangkan pada bagian selatan curah hujannya rendah.
Curah hujan di Kabupaten Bulukumba sebagai berikut:
•Curah hujan antara 800 – 1000 mm/tahun, meliputi Kecamatan Ujungbulu, sebagian Gantarang, sebagian Ujung Loe dan sebagian besar Bontobahari.
•Curah hujan antara 1000 – 1500 mm/tahun, meliputi sebagian Gantarang, sebagian Ujung Loe dan sebagian Bontotiro.
•Curah hujan antara 1500 – 2000 mm/tahun, meliputi Kecamatan Gantarang, sebagian Rilau Ale, sebagian Ujung Loe, sebagian Kindang, sebagian Bulukumpa, sebagian Bontotiro, sebagian Herlang dan Kecamatan Kajang.
•Curah hujan di atas 2000 mm/tahun meliputi Kecamatan Kindang, Kecamatan Rilau Ale, Kecamatan Bulukumpa dan Kecamatan Herlang.

[sunting]Jenis tanah

Tanah di Kabupaten Bulukumba didominasi jenis tanah latosol dan mediteran. Secara spesifik terdiri atas tanah alluvial hidromorf coklat kelabu dengan bahan induk endapan liat pasir terdapat dipesisir pantai dan sebagian di daratan bagian utara. Sedangkan tanah regosol dan mediteran terdapat pada daerah-daerah bergelombang sampai berbukit di wilayah bagian barat.

[sunting]Hidrologi

Sungai di kabupaten Bulukumba ada 32 aliran yang terdiri dari sungai besar dan sungai kecil. Sungai-sungai ini mencapai panjang 603,50 km dan yang terpanjang adalah sungai Sangkala yakni 65,30 km, sedangkan yang terpendek adalah sungai Biroro yakni 1,50 km. Sungai-sungai ini mampu mengairi lahan sawah seluas 23.365 Ha.

Sumber :
http://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Bulukumba

Perahu Pinisi di Tanah Beru Bulukumba

Dari Evolusi Bentuk hingga Cerita Sawerigading

PERAHU ini memiliki corak dan keunikan yang tidak akan ditemukam di belahan dunia manapun. Keunikan tersebut sekaligus menunjukkan keahlian para pembuat perahu Pinisi. Khususnya, dalam hal merangkai dinding kapal. Betapa tidak, rangkaian kapal bisa tersusun rapi meskipun harus dibuat dalam desain yang melengkung. Malah yanglebih mengherankan lagi karena dalam proses pembuatannya lebih dulu disusun papan atau dinding dibanding rangka atau tulang.
Uniknya, tidak hanya perahu ukuran kecil saja. Tetapi sampai perahu besar dikerjakan dengan cara yang sama. Bahkan salah seorang tokoh Pinisi di Bontobahari, Patta Lolo menyebut salah satu perahu Pinisi pengangkut barang terbesar yang dibuat 1973 berbobot maksimal 200 ton dikerjakan dengan teknik seperti itu. Padahal kapal ini cukup besar karena selain barang, kapal ini bisa memuat ABK hingga 30 orang.
Panjang tiang Pinisi yang diberi nama Panji Nusantara ini pun sangat luar biasa karena mencapai ketinggian 35 meter.
Keunikan lain dari Pinisi adalah dari segi ritual adatnya. Dalam tradisi pembuatan Pinisi senantiasa dilakukan pemotongan ayam lebih dulu dan mengambil darahnya sebagai bahan ritual adat. Maksud dari ritual ini adalah pengharapan agar dalam penggunaan kapal ini tidak memakan korban manusia. “Harapannya, hanya ayam yang selalu dikeluarkan darahnya untuk disantap di atas kapal. Ini juga pertanda kemakmuran dan keamanan serta perlindungan bagi siapa saja yang memanfaatkannya,” tandas Abdullah, tokoh lainnnya.
Lantas bagaimana asal mula perahu ini? Tentu tidak muncul begitu saja. Desain kapal dengan corak khas dua tiang dan tujuh layar ini dalam sejarah disebutkan sebagai sebuah hasil evolusi dari satu bentuk ke bentuk lainnya. Mulai dari perahu tanpa lunas atau dasar kapal hingga perahu dengan desain lunas. Perahu tanpa lunas adalah jenis perahu sampan terbuat dari batang kayu yang dikeruk atau banyak disebut dengan perahu lesung.
Dalam bahasa Bugis-Makassar disebut dengan lepa-lepa. Kapasitas perahu jenis ini sangat bergantung dari besar kecilnya batang pohon dan biasanya hanya dipergunakan pada daerah yang memiliki gelombang dalamskala kecil.
Perahu tanpa lunas lainnya adalah perahu Soppe’. Perahu ini merupakan pengembangan dari perahu jenis sampan dengan tujuan menambah kapasitas muat kapal. Itu sebabnya, desain perahu ini menambah papan pada bagian lambung kapal dan menambah tingginya. Pada sisi kiri dan kanan diberikan alat penyeimbang yang terbuat dari bambu atau kayu ringan. Perahu jenis ini mulai digunakan untuk alat transportasi dalam ukuran kecil. Lalu ada pula bernama perahu Jarangka. Bentuknya mirip dengan perahu Soppe. Hanya ukurannya yang lebih panjang yakni antara enam sampai tujuh meter. Evolusi desain perahu Pinisi juga bisa dilihat berdasarkan buku rujukan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Bulukumba yang ditulis Muhammad Arief Saenong. Dalam buku tersebut disebutkan beberapa jenis kapal yang menggunakan lunas sebagai cikal bakal perahu Pinisi. Dimulai dengan keberadaan perahu Pa’dewakang yang merupakan perahu kuno pertama dimana dindingnya terdiri dari kepingan-kepingan papan yang tersusun.
Perkembangan selanjutnya yang sebagian besar tokoh Pinisi di Bulukumba menyebut awal mula Pinisi adalah munculnya perahu Pajala disusul perahu Patorani. Kedua perahu ini muncul dalam waktu yang tidak lama dan bentuknya pun hampir sama.
Perahu Pajala ini berdasarkan hasil penelitian G.A Harridge pada 1979 menyebutkan bahwa lambung kapal (hull) dan teknik pembuatan perahu pajala merupakan dasar pembuatan perahu di Sulawesi Selatan. Ini beradasar pada konstruksi lambung yang relatif sama dengan perahu pada umumnya. Perkembangan selanjutnya ada yang disebut perahu Lopi Niadara, perahu Ba’go dan perahu Lambok yang semuanya adalah pengembangan perahu Pajala.
Evolusi selanjutnya pasca tipe perahu Pajala dengan berbagai tipe lainnya yang tidak jauh berbeda. Muncullah perahu jenis Salompong. Perahu Salompong ini merupakan modifikasi yang dilakukan para pembuat perahu dengan jalan menambah susunan papan lamma dengan jalan diikat (nisekko). Tambahan susunan papan ini kemudian dilebihkan ke belakang yang dibentuk menjadi “rembasang”. Kapasitas perahu jenis ini terbagi atas Salompong kecil dengan kapasitas 10 sampai 15 ton dan Salompong besar hingga 30 ton.
Dari perahu jenis Salompong ini, evolusi menuju pinisi konon juga diantarai munculnya perahu jenis Palari. Bahkan jenis perahu yang memulai menggunakan dua tiang dan tujuh layar.
Rentetan evolusi ini yang kemudian melahirkan sebuah kapal unik dengan corak khas tersendiri yakni perahu Pinisi yang terkenal dengan ekspedisi internasional Pinisi Nusantara ke Vancouver Kanada 1986 dan Pinisi Ammana Gappa yang mencapai Madagaskar pada 1991 silam.
Hanya saja, keberadaan perahu Pinisi ini juga tidak bisa dilepaskan dari sejarah Sawerigading yang berkuasa di Luwu sekira abad ke XIV. Salah seorang tokoh pembuat Pinisi, Abdullah menyebut, konon asal mula perahu Pinisi berasal dari cerita terbelahnya kapal Sawerigading sepulang dari Tiongkok untuk menikahi seorang putri bernama We Cudai.
Cerita terbelahnya kapal Sawerigading ini berasal dari sumpah Sawerigading yang berjanji tidak akan kembali lagi ke tanah Luwu setelah meninggalkan tanah kelahirannya untuk menemui We Cudai. Keputusan Sawerigading meninggalkan kampung halamannya lantaran dihalangi menikahi saudara kandungnya sendiri, Watenri Abeng.
Sawerigading diceritakan meninggalkan kampungnya karena bujukan Watenri Abeng sendiri. Sawerigading diminta menemui seorang gadis cantik bernama We Cudai yang berada di negeri Tiongkok yang disebutnya persis mirip dengan wajahnya.
Sawerigading mengabulkan permohonan Watenri Abeng ini dan memutuskan menemui We Cudai dengan menggunakan perahu Welengrenge. Perahu tersebut konon muncul setelah terjadi sesuatu peristiwa ajaib. Diceritakan Abdullah bahwa saat itu perahu Sawerigading sudah lapuk dan tidak memungkinkan untuk perjalanannya.
Maka, ditebanglah pohon besar yang ada di Gunung Welengrenge suatu bukit di tanah Luwu. Namun, saat ditebang tiba-tiba kayu besar itu meluncur ke laut kemudian muncul perahu yang megah. Perahu ini kemudian digunakan untuk berlayar hingga berhasil menemui We Cundai. Sawerigading hidup bahagia bersama We Cudai mendapatkan keturunan yakni I Lagaligo. Setelah Sawerigading sekian lama di China dia pun rindu kampung halamannya dan lupa dengan sumpahnya untuk tidak kembali lagi.
Inilah yang menurut cerita menjadi petaka bagi Sawerigading yang membuat perahu Welengrenge ini terbelah saat mendekat tanah Luwu.
Dari peristiwa ini bagian kapal Sawerigading terbelah tiga dan terdampar di Bontobahari. Masing-masing bagian lunas pada haluan sampai buritan terdampar di dusun Lemo-lemo Tanah Beru. Papan dan seluruh bagian lambung kapal terdampar di Dusun Ara. Sedangkan tali temali serta layar terdampar di Bira. Dari ketiga bagian ini menurut sejarah yang kemudian dirakit warga setempat. Itu sebabnya, pada tiga desa tersebut terkenal dengan keahliannya masing-masing. Orang Ara ahli dalam membuat bodi kapal, orang Lemo-lemo ahli dalam membuat dan dasar dan mempekerjakan, dan orang Bira ahli dalam berlayar.

Beauty of the Bira beach



UJUNG jazirah Sulawesi Selatan menawarkan wisata bahari yang sangat romantis. Pantai Tanjung Bira memiliki pemandangan laut yang jernih, pasir putih, dengan fasilitas yang sangat memadai. Datanglah ke Tanjung Bira. Rasakan lembutnya pasir sambil menikmati semilir angin.
Pantai Tanjung Bira terletak di Desa Tanjung Bira, Kecamatan Bonto Bahari, Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan. Jaraknya sekitar 40 kilometer sebelah timur Ibu Kota Kabupaten Bulukumba atau 200 kilometer sebelah tenggara Kota Makassar.

Letak Tanjung Bira yang tepat berada di ujung selatan jazirah Sulawesi Selatan membuat tempat ini berbeda dengan obyek wisata yang lain. Wisatawan dapat menyaksikan sunset (matahari terbit) di ufuk timur dan sunrise (matahari terbenam ) di ufuk barat pada satu garis lurus.

Sepanjang pantai pansir putih terhampar demikian luasnya. Terasa sangat lembut. Banyak wisatawan mancanegara yang rela berjemur hampir seharian menikmati hangatnya mentari dan semilir angin yang melenakan, berenang, atau sekedar mencelupkan diri merasakan sejuknya air laut. Wisatawan juga dapat bermain-main atau berolahraga volley pantai di sana.

Pemandangan lepas ke perairan Selayar yang memiliki laut biru nan bersih. Di hadapan mata memandang, terlihat Pulau Liukang dan Pulau Kambing yang sering pula dikunjungi wisatawan. Perahu-perahu nelayan berjajar di salah satu bagian pantai. Perahu-perahu itu dapat digunakan untuk mengantarkan wisatawan menuju dua pulau itu.

Kawasan Tanjung Bira terdiri dari dataran rendah pantai dan dataran tinggi atau perbukitan. Lanskap ini menghadirkan pemandangan yang indah. Dari dataran yang agak tinggi, wisatawan dapat melihat aktivitas pelabuhan fery penyeberangan menuju Pulau Selayar.

Malam hari adalah malam yang romantis di Tanjung Bira. Berbaring di pantai, menikmati suara debur ombak, sambil menyaksikan gemerlap bintang. Menjelang tengah malam, wisatawan bisa berbaur dengan nelayan yang baru kembali melaut. Membeli hasil tangkapan mereka untuk kemudian membakar dan menikmatinya.

Jika ingin bermalam, jangan khawatir. Di sana ada beberapa hotel dan penginapan.
Pantai Tanjung Bira dapat dijangkau dari Kota Makassar dengan angkutan umum (bus dan minibus)

Selasa, 04 Desember 2012

Koleksi Singkatan Lucu

SLANK: Sudah lama Aku Naksir Kamu
SMS: Selangkah Menuju Selingkuh
TBC: Tekanan Batin Cinta
STMJ: Selalu Terkenang Meskipun Jauh
STMJ: Semester Tujuh Masih Jomblo
AIDS: Akibat Impian Dipendam Setahun
AIDS: Aku Ingin Disini Sendirian
PMS: Pedihnya Menanti Sentuhanmu
SARS: Sakit Akibat Rasa Suka
KASET: Kenanglah Aku Sebelum Engkau Tidur
HIV : Hanya Impian Velaka
SAKAW : SAkit KArena engkaU
KOLERA : Kok LoE ngga ngeRAsa sih ?
FLU : Feeling Lonely, Uuuhh.…..
Sudirman: Suka dirumah teman
Sudirja: Suka dirumah aja
Letjen : Lewat jendela
Jahat : Jatuh hati
Jaim : Jaga iman
ATM : Aku takkan memiliki (lagunya Caffein)
ITB : Institut Terlanjur Beken
ITS : Ingin Tidur Sendiri
STAN : Sekolah Top Anti Nganggur
Sobat : Bakso babat
Gadis : Gagah tapi sadis
Dedi dores : Dengan di sertai doa restu
Romantis : Rokok - makan - gratis
Abcdefg : Aduh bo cape deh eike fusing gila
Santi utomo : Sampe nanti see you tomorrow
Diana : Diam-diam Mempesona
Ramlan : Ramai Lancar
Rojali : Rokok Jarang Beli
Jamaludin : Jalan malam udara dingin
Jojoba oil : Jomblo-jomblo bahagia oke dan gokil.
Ijo tomat : Ikatan jomblo terhormat
Kejora : Kelompok jomblo ceria
Joko tingkir : Jomblo kok kikir (pelit)?
Kejut : Kelompok jomblo tulen
Kejang : Kelompok jomblo periang
Kejar : Kelompok jomblo artistik
Kutilang Darat : Kurus Tinggi Langsing Dada Rata (pria!!!)
Kolang Kaling Dalam Gelas : Calling Calling Kalo Nggak Jelas

Senin, 03 Desember 2012

8 Kelebihan Dari Fitur-fitur Windows 8 Terbaru










1. Dioptimalisasi untuk layar sentuh 
 Windows 7 memang support layar sentuh, namun tidak optimal dari sisi desain dan kemudahan pengoperasian. Berbeda dengan Windows 8, interfacenya yang dijuluki sebagai Metro benar-benar dioptimalkan untuk sentuhan dengan wujud ala interface Windows Phone.

2. Mendukung chip ARM
Windows 8 mendukung perangkat yang memakai infrastruktur chip ARM. Hal ini diharapkan memperluas jangkauan Windows 8 di arena tablet, mengingat kebanyakan tablet yang beredar saat ini memakai chip ARM.
 
3. Toko aplikasi Windows Store

Windows 8 akan memiliki toko aplikasi sendiri yang dinamakan Windows Store. Windows Store menyediakan berbagai aplikasi yang dioptimalkan untuk Windows 8.

4. Mendukung NFC (Near Field Communications)
Windows 8 akan mendukung NFC, sebuah teknologi yang kegunaanya antara lain untuk transaksi keuangan digital. Tablet yang memakai Windows 8 pun kemungkinan besar akan otomatis menyertakan fitur ini.

5. Waktu boot yang singkat
Boot Windows 8 dalam demonya hanya berlangsung dalam 8 detik. Sebuah waktu yang jauh lebih singkat dibanding booting di Windows versi sebelumnya.

6. Internet Explorer 10
Internet Explorer 10 dijanjikan membawa perubahan besar ketimbang versi IE terdahulu. Browser ini diklaim sangat ramah digunakan baik dalam tablet maupun PC.

7. Sekuriti lebih baik
Windows 8 dikatakan akan memiliki fitur sekuriti lebih baik untuk menghadang serangan cyber. Di antaranya fitur Windows Defender lebih ditingkatkan kemampuannya di OS ini.

8. Windows 8 tidak membutuhkan upgrade PC 
Microsoft menyatakan komputer yang bisa menjalankan Windows 7 dapat pula menjalankan Windows 8 sehingga user tak perlu upgrade PC. Menurut Microsoft, prosesor Intel Atom dan RAM 1 GB sudah cukup untuk menjalankan OS ini